Buku Bahasa Arab Madrasah Aliyah (MA) Kelas 12

  Buku ini dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi KMA Nomor 183 tahun 2019 Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Agama, dan dipergunakan dalam proses pembelajaran. Buku ini merupakan “Dokumen Hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas  buku ini.

Semoga bermanfaat dan bisa membuat Indonesia semakin baik, benar dan maju dalam tuntunan, naungan dan lindungan dari Allah SWT.


Download Buku Bahasa Arab MA Kelas 12

Buku Bahasa Arab Madrasah Aliyah (MA) Kelas 11

Buku ini dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi KMA Nomor 183 tahun 2019 Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Agama, dan dipergunakan dalam proses pembelajaran. Buku ini merupakan “Dokumen Hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas  buku ini.

Semoga bermanfaat dan bisa membuat Indonesia semakin baik, benar dan maju dalam tuntunan, naungan dan lindungan dari Allah SWT.


Download Buku Bahasa Arab MA Kelas 11

Buku Bahasa Arab Madrasah Aliyah (MA) Kelas 10

Buku ini dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi KMA Nomor 183 tahun 2019 Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Agama, dan dipergunakan dalam proses pembelajaran. Buku ini merupakan “Dokumen Hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas  buku ini.

Semoga bermanfaat dan bisa membuat Indonesia semakin baik, benar dan maju dalam tuntunan, naungan dan lindungan dari Allah SWT.


Download Buku Bahasa Arab MA Kelas 10

Buku Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kelas 9

Buku ini dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi KMA Nomor 183 tahun 2019 Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Agama, dan dipergunakan dalam proses pembelajaran. Buku ini merupakan “Dokumen Hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas  buku ini.

Semoga bermanfaat dan bisa membuat Indonesia semakin baik, benar dan maju dalam tuntunan, naungan dan lindungan dari Allah SWT.


Download Buku Bahasa Arab MTs Kelas 9

Buku Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kelas 8

        Buku ini dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi KMA Nomor 183 tahun 2019 Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Agama, dan dipergunakan dalam proses pembelajaran. Buku ini merupakan “Dokumen Hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas  buku ini.

        Semoga bermanfaat dan bisa membuat Indonesia semakin baik, benar dan maju dalam tuntunan, naungan dan lindungan dari Allah SWT.


Download Buku Bahasa Arab MTs Kelas 8

Buku Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kelas 7

        Buku ini dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi KMA Nomor 183 tahun 2019 Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Agama, dan dipergunakan dalam proses pembelajaran. Buku ini merupakan “Dokumen Hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas  buku ini.

        Semoga bermanfaat dan bisa membuat Indonesia semakin baik, benar dan maju dalam tuntunan, naungan dan lindungan dari Allah SWT.


Download Buku Bahasa Arab MTs Kelas 7

Buku Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas 6

        Buku ini dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi KMA Nomor 183 tahun 2019 Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Agama, dan dipergunakan dalam proses pembelajaran. Buku ini merupakan “Dokumen Hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas  buku ini.

        Semoga bermanfaat dan bisa membuat Indonesia semakin baik, benar dan maju dalam tuntunan, naungan dan lindungan dari Allah SWT.


Download Buku Bahasa Arab MI Kelas 6

Buku Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas 5

        Buku ini dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi KMA Nomor 183 tahun 2019 Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Agama, dan dipergunakan dalam proses pembelajaran. Buku ini merupakan “Dokumen Hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas  buku ini.

        Semoga bermanfaat dan bisa membuat Indonesia semakin baik, benar dan maju dalam tuntunan, naungan dan lindungan dari Allah SWT.


Download Buku Bahasa Arab MI Kelas 5

Buku Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas 4

        Buku ini dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi KMA Nomor 183 tahun 2019 Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Agama, dan dipergunakan dalam proses pembelajaran. Buku ini merupakan “Dokumen Hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas  buku ini.

        Semoga bermanfaat dan bisa membuat Indonesia semakin baik, benar dan maju dalam tuntunan, naungan dan lindungan dari Allah SWT.


Download Buku Bahasa Arab MI Kelas 4

Buku Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas 3

       Buku ini dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi KMA Nomor 183 tahun 2019 Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Agama, dan dipergunakan dalam proses pembelajaran. Buku ini merupakan “Dokumen Hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas  buku ini.

      Semoga bermanfaat dan bisa membuat Indonesia semakin baik, benar dan maju dalam tuntunan, naungan dan lindungan dari Allah SWT.


Download Buku Bahasa Arab MI Kelas 3

Buku Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas 2


       Buku ini dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi KMA Nomor 183 tahun 2019 Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Agama, dan dipergunakan dalam proses pembelajaran. Buku ini merupakan “Dokumen Hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.
     Semoga bermanfaat dan bisa membuat Indonesia semakin baik, benar dan maju dalam tuntunan, naungan dan lindungan dari Allah SWT.



Buku Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas 1

       Buku ini dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi KMA Nomor 183 tahun 2019 Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Agama, dan dipergunakan dalam proses pembelajaran. Buku ini merupakan “Dokumen Hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas  buku ini.
       Semoga bermanfaat dan bisa membuat Indonesia semakin baik, benar dan maju dalam tuntunan, naungan dan lindungan dari Allah SWT.

PENDEKATAN KONTRUKTIVISME DAN SAINTIFIK by Fina Amaliyatus Sholihah

PENDEKATAN KONTRUKTIVISME DAN SAINTIFIK




 


 

FAKULTAS TARBIYAH

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

INSTITUT KEISLAMAN ABDULLAH FAQIH

SUCI MANYAR GRESIK

2022


 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kami haturkan kepada Allah Swt, karena limpahan rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tidak ada satu kata yang dapat kami tulis tanpa pertolongan dari Allah Swt. Maka, kami berharap penulisan makalah ini bisa menjadi washilah ridho-Nya pada kami.

            Shalawat dan salam tidak lupa kami curahkan kepada Sayyidina Nabi Muhammad Saw yang memberi kita petunjuk dengan agama Islam, lentera penerang kehidupan. Penulisan makalah ini juga tak luput dari ilmu-ilmu yang beliau ajarkan.Sehingga, kami berharap penulisan makalah ini membuat kami dekat dengan syafaat beliau di akhirat.

            Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Farid Qomaruddin M.Pd.I. Selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Bahasa Arab yang telah memberikan bimbingan kepada kami dan memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan program studi yang kami tekuni.

            Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini: Orang tua kami yang selalu memberikan dukungan dan doa, teman-teman yang memberikan pesan tertulis berisi penyemangat di hari-hari kuliah, serta semua pihak yang membagikan ilmu pengetahuannya sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.

            Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa Arab yang diampu oleh Dr. Farid Qomaruddin M.Pd.I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pendekatan Kontruktivisme dan Pendekatan Saintifik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

            Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

 

Gresik, 14 Mei 2022

 

Penulis

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii  

DAFTAR ISI  ...................................................................................................... iii   

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

A.    Latar Belakang Masalah............................................................................ 2

B.     Rumusan Masalah..................................................................................... 2    

C.     Tujuan Masalah......................................................................................... 2    

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3

A.    Pendekatan Kontruktivisme ...................................................................... 3

B.     Kelebihan dan kekurangan pendekatan kontruktivisme............................. 8

C.     Pendekatan saintifik .................................................................................. 9 

D.    Kelebihan dan kekurangan pendekatan Saintifik....................................... 12

 

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 14

A.    Kesimpulan ............................................................................................... 14

B.     Saran ......................................................................................................... 15

DAFTAR PUSAKA ............................................................................................ 16

 

 

 

 


 

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa Arab yang ideal adalah pembelajaran yang dapat membuat peserta didik menguasai empat unsur keterampilan berbahasa (maharat al-Istima, al-Kalam, al-Qira’ah dan al-Kitabah) secara proporsional. Hal ini disebabkan bahasa Arab bukan hanya sekedar pasif namun juga sebagai media atau sarana untuk memahami (al-Fahm) apa yang di dengar, berita, tulisan, bacaan, dan juga ucapan. Melainkan juga berfungsi aktif, yaitu memahamkan (al-Ifham) orang lain melalui komunikasi baik lisan atau tulisan. Jika kita mengharapkan pembelajaran yang sesuai ideal diatas, maka ada beberapa hal yang perlu disinggung, diantaranya adalah pendekatan, teori, metode, (dimana metode pembelajaran bahasa Arab ialah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru untuk meyampaikan materi pelajaran kepada siswa)[1] dan teknik. Setiap pembelajaran bahasa, tidak lepas dari hal itu agar tujuan dari pembelajaran bahasa tersebut dapat tercapai secara efektif dan efisien. Agar kita dapat melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dengan baik, seharusnya kita menguasainya dengan baik. Dalam makalah ini penulis menguraikan istilah dari pendekatan Kontruktivisme dan Saintifik. Dan selain membahas pengertian, pada kesempatan ini pemakalah juga mengupas lebih detail lagi terkait pendekatan-pendekatan tersebut

 

 

 

 

 

 

  1. Rumusan masalah
  1. Apakah Pendekatan Kontruktivisme itu?
  2. Apa saja kelebihan dan kekurangan pendekatan kontruktivisme?
  3. Apakah Pendekatan saintifik itu?
  4. Apa saja kelebihan dan kekurangan pendekatan saintifik?
  1. Tujuan masalah
  1. Agar Mengetahui Akan Pendekatan Kontruktivisme
  2. Agar mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pendekatan kontruktivisme
  3. Agar Mengetahui Pendekatan saintifik
  4. Agar mengetahui kelbihan dan kekurangan dari pada pendekatan saintifik

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pendekatan Kontruktivisme

Konstruktivisme merupakan komponen pertama konsep belajar mandiri. Landasan konsep kegiatan belajar yang berlandaskan paradigma ini yaitu penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk mengolah informasi yang masuk, sehingga terbentuk pengetahuan baru menuju pembentukan sesuatu kompetensi yang dikendaki pembelajar[2].

Konstruktivisme berasal dari kata konstruktiv dan isme. Konstruktiv berarti bersifat membina, memperbaiki, dan membangun. Sedangkan Isme dalam kamus Bahasa Indonesia berarti paham atau aliran. Konstruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi kita sendiri, Secara sederhana konstruktivisme berangapan bahwa pengetahuan kita itu merupakan konstruksi (bentukan) dari kita yang mengetahui sesuatu.

Konstruktivisme memiliki karakter yang mampu menyatukan pandangan-pandangan dari bidang sosiologis, psikologis konstruktivisme memliki dua cabang kajian yaitu kognitif dan sosial. Konstruktivisme kognitif menekankan bahwa pentingnya pembelajar membangun  representasi realitas mereka sendiri. Artinya pembelajar harus aktif dalam menemukan atau mengubah informasi kompleks agar mereka mampu menerima menguasai informasi tersebut sebagai pengetahuan baru. Adapun konstruktivime sosial adalah menekankan pentingnya interaksi sosial dan pembelajarn koperatif dalam membangun gambaran-gambaran kognitif dan emosional realitas.

Konstruktivisme adalah suatu pandangan epistemologis tentang pemerolehan pengetahuan yang menekankan pada upaya membangun pengetahuan daripada transmisi pengetahuan. Konstruktivisme yang muncul hingga saat ini menjadi suatu teori yang paling berpengaruh dalam praktik pendidikan pada dua puluh lima tahun yang lalu. konstruktivisme telah menjadi paradigma yang paling berpengaruh selama dua dekade terakhir abad ke-20.  Konstruktivisme merupakan model pembelajaran mutakhir yang mengedepankan aktivitas siswa dalam setiap interaksi edukatif untuk dapat melakukan eksplorasi dan menemukan pengetahuannya sendiri.

 Pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan (realita). Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang. Seseorang membentuk skema, kategori, konsep, dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan Bagi aliran konstruktivisme, guru tidak lagi menduduki tempat sebagai pemberi ilmu. Tidak lagi sebagai satu-satunya sumber belajar. Namun guru lebih diposisikan sebagai fasiltator yang memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan  mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Aliran ini lebih menekankan bagaimana siswa belajar bukan bagaimana guru mengajar.

 Menurut  teori kontruktivisme pendidik tidak hanya sekedar memberikan  pengetahuan kepada peserta didik. Peserta didik harus mampu membangun sendiri  pengetahuan mereka. Sedangkan pendidik dapat memberikan kemudahan dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri. 

Konstruktivisme merupakan teori dari Piaget. Menurut cara pandang teori  kontruktivisme bahwa belajar adalah proses untuk membangun pengetahuan  melalui pengalaman nyata dari lapangan. Artinya peserta didik akan cepat memiliki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada dalam masyarakat.[3] Para kontruktivisme menjelaskan bahwa satu-satunya alat/sarana yang tersedia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah  inderanya seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungannya dengan melihat, mendengar, menjamah, mencium, dan merasakannya. Misalnya dengan mengamati  air, bermain air, mengecap air, dan menimbang air, seseorang membangun  gambaran pengetahuan tentang air. Para kontruktivitis itu adalah diri seseorang yang sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja pada seseorang (murid) dari seorang guru. Murid sendirilah yang harus mengartikan apa yang diajarkan dengan menyesuaikan dengan pengalaman-pengalaman  mereka. Kontruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia. Manusia mongkonstruksi pengetahuan melalui interaksi mereka dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungan mereka. Bagi kontruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer  begitu saja dari seseorangkepadaorang lain, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang.

 Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Dalam konstruktivisme pembelajaran harus dikemas menjadi proses  “mengkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan. Dalam proses pembelajaran siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam  proses belajar dan mengajar. Pengetahuan tumbuh berkembang melalui pengalaman. Pemahaman berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila selalu diuji dengan pengalaman baru.

Teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran kognitif yang baru dalam psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek, informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide  Menurut pandangan teori konstruktivistik, belajar merupakan proses aktif dalam diri pembelajar untuk mengonstruksi arti (teks, dialog, pengalaman  fisik, dan lain-lain). Belajar merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman baru atau bahan baru dari pelajaran yang sedang dibahas dengan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh pembelajar sehinga pengertiannya dikembangkan esensi teori konstruktivisme adalah ide bahwa para pembelajar harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Hal tersebut sejalan dengan apa yang ditemukan oleh Jean Peaget teori perkembangan kognitif dan epistomologi genetiknya bahwa kontruktivistik dalam belajar adalah pemerolehan pengetahuan yang diadaptasikan melalui struktur kognitif terhadap  lingkungan para pelajar

Dalam aplikasi metodologis pendekatan konstruktivis ini bisa kita lihat dari analisis framing. Salah satu tokoh yang berjasa besar panda pengembangan analisis framing ini adalah William Gamson dia konsisten mewacanakan hingga
menelurkan seperangkat metodologi analisis framing. Selain Gamson, masih
banyak lagi tokoh yang berjasa pada analisis framing ini, misalnya Robert Entman, Murray Edelman hingga Zon Pandan Konsicky.
[4]

v  Adapun tujuan teori belajar konstruktivisme adalah sebagai berikut:

1)      Mengembangkan keahlian peserta didik dalam mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban.

2)      Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menjadi pemikir mandiri.

3)      Membantu peserta didik mengembangkan pengertian dan pembahasan konsep secara lengkap.

v  Cara Belajar Konstruktivisme

Setelah mengetahui pengertian, tujuan dan manfaat teori konstruktivisme, mungkin kamu penasaran, bagaimana sih cara mempelajari teori ini? Berikut beberapa tahap atau caranya. 

1. Orientasi 

Fase orientasi adalah fase paling pertama yang memberikan ruang atau kesempatan untuk individu mengembangkan motivasi sesuai dengan topik yang diangkat. Jika itu tentang pembelajaran, ya konteksnya bisa di arahkan dalam pembelajaran. 

2. Elisitasi 

Tahap ini lebih menekankan pada cara seseorang menggali ide dan mendiskusikan pengetahuan dasar melalui berbagai banyak bentuk. Bisa lewat tulisan, presentasi ataupun bentuk yang lainnya. 

3. Rekonstruksi ide 

di tahap rekonstruksi ide individu cukup melakukan klarifikasi ide yang diperoleh dari berbagai perspektif. Jika perlu, bisa dilakukan dengan berdiskusi atau dengan melakukan kajian literatur untuk merangsang gagasan yang tepat. 

4. Aplikasi ide 

Dari ide dan data yang sudah diperoleh, bisa diaplikasikan. Jadi ide yang abstrak, menjadi lebih terlihat dan dapat dirasakan oleh orang lain. 

5. Review 

Jika ada bentuk yang ditampilkan, maka masuk ke tahap review.Atau tahap evaluasi dan revisi. Tahap ini sebenarnya tahap paling penting, karena kita bisa tahu apa yang salah dan yang sudah benar. Tahap review ini pulalah yang dapat merangsang kita untuk melahirkan gagasan, ide baru lagi yang dapat dikembangkan.

B.     Kelebihan dan kekurangan pendekatan kontruktivisme

Pembelajaran dengan model kontruktivisme memiliki kelebihan diantara lain:

(1)    pada tujuan pendidikan, menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi

(2)    pada kurikulum, konstruktivisme tidak memerlukan kurikulum yang distandarisasikan.

(3)    pada pembelajar, diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai dengan dirinya,

(4)    pada penilaian, tidak memerlukan adanya tes yang baku sesuai dengan
tingkat kelas.
[5]

 

Dan tidak bisa dipungkiri model pembelajaran kontruktivisme ini juga memiliki kelemahan dalam penerapan teoro belajarnya, diantaranya:

(1)  Guru merasa kesulitan memberikan contoh-contoh konkrit dan realistik dalam proses pembelajaran. Dan dalam ini membutuhkan kreatifitas yang tinggi dalam menyampaikan materi.

(2)  Guru berpikir bahwa pembelajaran konstruktivisme memerlukan lebih banyak waktu. Karna Proses pembelajaran konstruktivisme ingin membuat siswa menjadi aktif, hal ini terkadang juga terkendala dengan kemampuan kognitif siswa.

(3)  Kurangnya  alat-alat laboratorium yang cukup memadai untuk jumlah siswa yang besar.[6]

 

C.    Pendekatan saintifik

Hakikat pendekatan saintifik dalam pembelajaran bahasa Arab adalah Mendefinisikan  sebagai pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi dan menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Yunus Abidin-setelah mengemukakan berbagai definisi dari para ahli, menyimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah model pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah melalui serangkaian aktifitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa. Penerapan model ini diharapkan akan mampu menghasilkan para peneliti muda di masa yang akan datang. [7]

Menurut Hosnan (2014) Pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang agar murid secara aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui kegiatan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan/merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan

Adapun menurut Karar dan Yenice (2012) Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar pembelajar secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan [8]

v  Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.      Berpusat pada siswa

2.      Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep , hukum atau prinsip

3.      Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khusunya ketrampilan berpikir tingkat tinggi

4.      Dapat mengembangkan karakter siswa

 Adapun Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud  yaitu  meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, dan menyimpulkan.

v  Pendekatan saintifik pembelajaran disajikan sebagai berikut :

1)      Mengamati

Mengamati adalah kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu dengan alat inderanya secara teliti. Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan  tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat), mencium, dan meraba.

 

 

2)      Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

Kegiatan menanya dalam pembelajaran dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati, atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)

3)          Mencoba/mengumpulkan informasi

Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/ aktivitas dan wawancara dengan nara sumber. 

4)      Menalar

Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik  tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih   aktif dari pada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.  Penalaran  dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah yang terkadang tidak terlalu bermanfaat.[9]

 

5)      Menganalisis Data dan Menyimpulkan

Kemampuan menganalisa data adalah kemampuan mengkaji data yang telah dihasilkan. Kemampuan menyimpulkan merupakan kemampuan membuat intisari atas seluruh proses kegiatan yang telah dilakukan.

6)      Mengkomunikasikan

Kemampuan ini adalah kemampuan menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan. Dalam hal ini, peserta didik harus mampu menulis dan berbicara secara komunikatif dan efektif

D.    Kelebihan dan kekurangan pendekatan saintifik

Diantara kelebihan pendekatan saintifik adalah:

1.      Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif

2.      Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bersama bekerjasama dengan yang lainnya.

3.      Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.

4.      Dapat mengambangkan bakat kecakapan individu.

Secara umum pendekatan saintifik mempunyai banyak kelebihan yang sangat bermanfaat bagi perkembangan siswa dalam hal pengtahuan kognitif, sikap efektif, dan keterampilan psikomotor, sebagai bekal siswa untuk diterapkan dalam kehidupan nyata.

 

Adapun kelemahan dari pendekatan scientific adalah sebagai berikut:

1.      Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.

2.      tidak semua siswa siap berpikir sehingga bagi siswa yang kurang pandai akan mengalami banyak hambatan

3.      Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesilitan

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa semua pendekatan paeti terdapat kelebihan dan kekurangannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

  1. KESIMPULAN

Konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan konstruksi (bentukan) dari kita yang mengetahui sesuatu. Konstruktivisme berfokus pada: bagaimana orang menyusun arti, baik dari arti sudut pandang mereka sendiri, maupun dari interaksi dengan orang lain. Dengan kata lain, individu-individu membangun struktur kognitif mereka sendiri, persis seperti mereka menginterpretasikan pengalaman-pengalamannya pada situasi tertentu

Dalam metodologis pendekatan konstruktivis ini bisa kita lihat dari analisis framing. Salah satu tokoh yang berjasa besar panda pengembangan analisis framing ini adalah William Gamson dia konsisten mewacanakan hingga
menelurkan seperangkat metodologi analisis framing. Selain Gamson, masih
banyak lagi tokoh yang berjasa pada analisis framing ini, misalnya Robert Entman, Murray Edelman hingga Zon Pandan Konsicky.

v  Cara Belajar Konstruktivisme

 

a.       Orientasi 

b.      Elisitasi 

c.       Rekonstruksi ide 

d.      Aplikasi ide 

 

 

Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, bukan kepada guru. Guru hanya sebagai fasilitator. Dan pendekatan saintifik berisikan proses pembelajaran yang didesain agar pserta didik belajar dengan aktif melalui beberapa tahapan-tahapan.

Langkah-langkah pendekatan saintifik pada pembelajaranada 6M yaitu : Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar, Mengkomunikasikan dan Menganalisis.

     Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus.Dalam konstruktivisme pembelajaran harus dikemas menjadi proses  “mengkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan.

Menurut Hosnan (2014) Pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang agar murid secara aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui kegiatan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan/merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan

v  Pendekatan saintifik pembelajaran disajikan sebagai berikut :

a.       Mengamati

b.      Menanya

c.       Mencoba/mengumpulkan informasi

d.      Menalar

e.       Menganalisis Data dan Menyimpulkan

f.       Mengkomunikasikan

  1. SARAN

Kami sebagai penyusun makalah juga akan memberikan saran kepada para pembaca, agar memperbanyak bacaan terkait Pendekatan Kontruktivisme dan Saintifik. Hal ini bertujuan untuk mempermudah segala macam yang berhubungan  Pembelajaran bahasa Arab dan membantu memperluas dalam Pendekatan terlebih dalam Pendekatan Kontruktivisme dan Saintifik.

 

 

DAFTAR PUSAKA

 Qomaruddin, Farid. “JURNALISTIK SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB.” MIYAH: Jurnal Studi Islam 18, no. 1 (2022): 115–34.

———. “Pendidikan Bahasa Arab Berbasis Multikultural.” MIYAH: Jurnal Studi Islam 12, no. 2 (2019): 77–86.

Abdhul, Yusuf, 2021, Teori Konstruktivisme: Pengertian, Tujuan dan Contoh, https://penerbitbukudeepublish.com/teori-konstruktivisme/

 Adi, 2020, Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran, - Esai Edukasi

Basith, Abdul, 2017, Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Bahasa Arab, https://pba.ftik.iainpekalongan.ac.id/index.php/info/artikel/item/383-pendekatan-saintifik-dalam-pembelajaran-bahasa-arab

Butsi, Febry Ichwan. (2019), Memahami pendekatan positivis, konstruktivis dan kritis dalam metode penelitian komunikasi. https://ejurnal.stikpmedan.ac.id/index.php/JIKQ/article/download/27/25

https://www.esaiedukasi.com

Lathifah, Dewi, 2016, Teori belajar dan penerapannya dalam pembelajaran bahasa Arab, http://digilib.uinsby.ac.id/5516/5/Bab%202.pdf

Mudjiman, Haris, Belajar Mandiri, (Surakarta: UNS Press, 2009)

Setyawan, Doni,  2016, Keunggulan dan kelemahan pembelajaran konstruktivime, https://www.donisetyawan.com/keunggulan-dan-kelemahan-pembelajaran-konstruktivime/



[1] Farid Qomaruddin, “JURNALISTIK SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB,” MIYAH: Jurnal Studi Islam 18, no. 1 (2022): 115–34.

[2]1Haris Mudjiman, Belajar Mandiri, (Surakarta: UNS Press, 2009), hal.2

[3] 7M. Saekhan Muchith, Pembelajaran Kontekstual, (Jakarta : RaSail Media Group,2008), hlm. 7

[4] Febry Ichwan Butsi, Memahami pendekatan potivis, kontruktivism dan kritis dalam metode penelitian komunikasi, 10 September 2019, tersedia di situs https://ejurnal.stikpmedan.ac.id/index.php/JIKQ/article/view/27

[5] Dewi Lathifah, Teori belajar dan penerapannya dalam pembelajaran bahasa arab, 15 oktober 2016.

[6] Doni Setyawan, Keunggulan dan kelemahan pembelajaran konstruktivime, 25 September, 2016

[7]Abdul Basith, Pendekatan Saintifik dalam  Pembelajaran  bahasa Arab, 22 Desember 2017,  tersedia di situs:https://pba.ftik.iainpekalongan.ac.id/index.php/info/artikel/item/383-pendekatan-saintifik-dalam-pembelajaran-bahasa-arab

[8] Adi, Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran, 14 september 2020

[9] Farid Qomaruddin, “Pendidikan Bahasa Arab Berbasis Multikultural,” MIYAH: Jurnal Studi Islam 12, no. 2 (2019): 77–86.