PENDEKATAN KONTRUKTIVISME DAN SAINTIFIK
FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
INSTITUT KEISLAMAN ABDULLAH FAQIH
SUCI MANYAR GRESIK
2022
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Allah Swt,
karena limpahan rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat waktu. Tidak ada satu
kata yang dapat kami tulis tanpa pertolongan dari Allah Swt. Maka, kami
berharap penulisan makalah ini bisa menjadi washilah ridho-Nya pada kami.
Shalawat dan salam
tidak lupa kami curahkan kepada Sayyidina Nabi Muhammad Saw yang memberi kita
petunjuk dengan agama Islam, lentera penerang kehidupan. Penulisan makalah ini
juga tak luput dari ilmu-ilmu yang beliau ajarkan.Sehingga, kami berharap
penulisan makalah ini membuat kami dekat dengan syafaat beliau di akhirat.
Kami mengucapkan
terima kasih kepada Dr. Farid Qomaruddin M.Pd.I. Selaku
dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Bahasa Arab
yang telah memberikan bimbingan kepada kami dan memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan program studi yang kami tekuni.
Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini: Orang tua kami yang selalu memberikan dukungan dan doa,
teman-teman yang memberikan pesan tertulis berisi penyemangat di hari-hari
kuliah, serta semua pihak yang membagikan ilmu pengetahuannya sehingga makalah
ini dapat selesai tepat waktu.
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa Arab yang diampu oleh Dr. Farid Qomaruddin M.Pd.I. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pendekatan
Kontruktivisme dan Pendekatan Saintifik bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami menyadari,
makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Gresik, 14 Mei
2022
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah............................................................................ 2
B.
Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C.
Tujuan Masalah......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
A.
Pendekatan
Kontruktivisme ...................................................................... 3
B.
Kelebihan dan
kekurangan pendekatan kontruktivisme............................. 8
C.
Pendekatan
saintifik .................................................................................. 9
D.
Kelebihan dan
kekurangan pendekatan Saintifik....................................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 14
A.
Kesimpulan ............................................................................................... 14
B.
Saran ......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSAKA ............................................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Pembelajaran
bahasa Arab yang ideal adalah pembelajaran yang dapat membuat peserta didik
menguasai empat unsur keterampilan berbahasa (maharat al-Istima, al-Kalam,
al-Qira’ah dan al-Kitabah) secara proporsional. Hal ini
disebabkan bahasa Arab bukan hanya sekedar pasif namun juga sebagai media atau
sarana untuk memahami (al-Fahm) apa yang di dengar, berita,
tulisan, bacaan, dan juga ucapan. Melainkan juga berfungsi aktif, yaitu
memahamkan (al-Ifham) orang lain melalui komunikasi
baik lisan atau tulisan. Jika kita mengharapkan pembelajaran yang sesuai ideal
diatas, maka ada beberapa hal yang perlu disinggung, diantaranya adalah pendekatan, teori, metode, (dimana metode pembelajaran bahasa Arab ialah cara atau jalan yang ditempuh
oleh guru untuk meyampaikan materi pelajaran kepada siswa) dan teknik. Setiap
pembelajaran bahasa, tidak lepas dari hal itu agar tujuan dari
pembelajaran bahasa tersebut dapat tercapai secara efektif dan efisien. Agar
kita dapat melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dengan baik,
seharusnya kita menguasainya dengan baik. Dalam makalah ini penulis menguraikan
istilah dari pendekatan Kontruktivisme dan Saintifik. Dan selain membahas pengertian,
pada kesempatan ini pemakalah juga mengupas lebih detail lagi terkait
pendekatan-pendekatan tersebut
- Rumusan masalah
- Apakah Pendekatan Kontruktivisme itu?
- Apa saja kelebihan dan kekurangan
pendekatan kontruktivisme?
- Apakah Pendekatan saintifik itu?
- Apa saja kelebihan dan kekurangan
pendekatan saintifik?
- Tujuan masalah
- Agar Mengetahui Akan Pendekatan
Kontruktivisme
- Agar mengetahui kelebihan dan kekurangan
dari pendekatan kontruktivisme
- Agar Mengetahui Pendekatan saintifik
- Agar mengetahui kelbihan dan kekurangan
dari pada pendekatan saintifik
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pendekatan Kontruktivisme
Konstruktivisme merupakan komponen
pertama konsep belajar mandiri. Landasan konsep kegiatan belajar yang
berlandaskan paradigma ini yaitu penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki
untuk mengolah informasi yang masuk, sehingga terbentuk pengetahuan baru menuju
pembentukan sesuatu kompetensi yang dikendaki pembelajar.
Konstruktivisme berasal dari kata konstruktiv
dan isme. Konstruktiv berarti bersifat membina, memperbaiki, dan membangun. Sedangkan
Isme dalam kamus Bahasa Indonesia berarti paham atau aliran. Konstruktivisme
merupakan aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita
merupakan hasil konstruksi kita sendiri, Secara sederhana konstruktivisme
berangapan bahwa pengetahuan kita itu merupakan konstruksi (bentukan) dari kita
yang mengetahui sesuatu.
Konstruktivisme memiliki karakter yang mampu
menyatukan pandangan-pandangan dari bidang sosiologis, psikologis konstruktivisme
memliki dua cabang kajian yaitu kognitif dan sosial. Konstruktivisme kognitif
menekankan bahwa pentingnya pembelajar membangun representasi realitas mereka sendiri. Artinya
pembelajar harus aktif dalam menemukan atau mengubah informasi kompleks agar
mereka mampu menerima menguasai informasi tersebut sebagai pengetahuan baru.
Adapun konstruktivime sosial adalah menekankan pentingnya interaksi sosial dan
pembelajarn koperatif dalam membangun gambaran-gambaran kognitif dan emosional
realitas.
Konstruktivisme adalah suatu pandangan
epistemologis tentang pemerolehan pengetahuan yang menekankan pada upaya
membangun pengetahuan daripada transmisi pengetahuan. Konstruktivisme yang
muncul hingga saat ini menjadi suatu teori yang paling berpengaruh dalam
praktik pendidikan pada dua puluh lima tahun yang lalu. konstruktivisme telah
menjadi paradigma yang paling berpengaruh selama dua dekade terakhir abad
ke-20. Konstruktivisme merupakan model
pembelajaran mutakhir yang mengedepankan aktivitas siswa dalam setiap interaksi
edukatif untuk dapat melakukan eksplorasi dan menemukan pengetahuannya sendiri.
Pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari
kenyataan (realita). Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia
kenyataan yang ada. Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu
konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang. Seseorang
membentuk skema, kategori, konsep, dan struktur pengetahuan yang diperlukan
untuk pengetahuan Bagi aliran konstruktivisme, guru tidak lagi menduduki tempat
sebagai pemberi ilmu. Tidak lagi sebagai satu-satunya sumber belajar. Namun
guru lebih diposisikan sebagai fasiltator yang memfasilitasi siswa untuk dapat
belajar dan mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri. Aliran ini lebih menekankan bagaimana siswa belajar
bukan bagaimana guru mengajar.
Menurut
teori kontruktivisme pendidik tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Peserta
didik harus mampu membangun sendiri
pengetahuan mereka. Sedangkan pendidik dapat memberikan kemudahan dengan
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan dan menerapkan ide-ide
mereka sendiri.
Konstruktivisme merupakan teori dari Piaget.
Menurut cara pandang teori
kontruktivisme bahwa belajar adalah proses untuk membangun
pengetahuan melalui pengalaman nyata
dari lapangan. Artinya peserta didik akan cepat memiliki pengetahuan jika
pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada dalam masyarakat. Para
kontruktivisme menjelaskan bahwa satu-satunya alat/sarana yang tersedia bagi
seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah
inderanya seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungannya dengan
melihat, mendengar, menjamah, mencium, dan merasakannya. Misalnya
dengan mengamati air, bermain air,
mengecap air, dan menimbang air, seseorang membangun gambaran pengetahuan tentang air. Para
kontruktivitis itu adalah diri seseorang yang sedang mengetahui. Pengetahuan
tidak dapat dipindahkan begitu saja pada seseorang (murid) dari seorang guru.
Murid sendirilah yang harus mengartikan apa yang diajarkan dengan menyesuaikan dengan
pengalaman-pengalaman mereka.
Kontruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia.
Manusia mongkonstruksi pengetahuan melalui interaksi mereka dengan objek,
fenomena, pengalaman, dan lingkungan mereka. Bagi kontruktivisme, pengetahuan
tidak dapat ditransfer begitu saja dari
seseorangkepadaorang lain, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh
masing-masing orang.
Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi,
melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Dalam konstruktivisme
pembelajaran harus dikemas menjadi proses
“mengkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan. Dalam proses pembelajaran
siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar. Pengetahuan
tumbuh berkembang melalui pengalaman. Pemahaman berkembang semakin dalam dan semakin
kuat apabila selalu diuji dengan pengalaman baru.
Teori pembelajaran konstruktivisme merupakan
teori pembelajaran kognitif yang baru dalam psikologi pendidikan yang
menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi
kompleks, mengecek, informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya
apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar
memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan
masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan
ide-ide Menurut pandangan teori
konstruktivistik, belajar merupakan proses aktif dalam diri pembelajar untuk
mengonstruksi arti (teks, dialog, pengalaman
fisik, dan lain-lain). Belajar merupakan proses mengasimilasikan dan
menghubungkan pengalaman baru atau bahan baru dari pelajaran yang sedang
dibahas dengan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh pembelajar sehinga
pengertiannya dikembangkan esensi teori konstruktivisme adalah ide bahwa para
pembelajar harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke
situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka
sendiri. Dengan dasar pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi
bukan menerima pengetahuan. Hal tersebut sejalan dengan apa yang ditemukan oleh
Jean Peaget teori perkembangan kognitif dan epistomologi genetiknya bahwa
kontruktivistik dalam belajar adalah pemerolehan pengetahuan yang diadaptasikan
melalui struktur kognitif terhadap
lingkungan para pelajar
Dalam aplikasi metodologis pendekatan konstruktivis ini bisa kita
lihat dari analisis framing. Salah satu tokoh yang berjasa besar panda
pengembangan analisis framing ini adalah William Gamson dia konsisten
mewacanakan hingga
menelurkan seperangkat metodologi analisis framing. Selain Gamson, masih
banyak lagi tokoh yang berjasa pada analisis framing ini, misalnya Robert Entman,
Murray Edelman hingga Zon Pandan Konsicky.
v Adapun tujuan teori belajar konstruktivisme
adalah sebagai berikut:
1) Mengembangkan
keahlian peserta didik dalam mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban.
2) Mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk menjadi pemikir mandiri.
3) Membantu
peserta didik mengembangkan pengertian dan pembahasan konsep secara lengkap.
v Cara Belajar Konstruktivisme
Setelah mengetahui pengertian,
tujuan dan manfaat teori konstruktivisme, mungkin kamu penasaran, bagaimana sih
cara mempelajari teori ini? Berikut beberapa tahap atau caranya.
1. Orientasi
Fase orientasi adalah fase paling
pertama yang memberikan ruang atau kesempatan untuk individu mengembangkan
motivasi sesuai dengan topik yang diangkat. Jika itu tentang pembelajaran, ya
konteksnya bisa di arahkan dalam pembelajaran.
2. Elisitasi
Tahap ini lebih menekankan pada cara
seseorang menggali ide dan mendiskusikan pengetahuan dasar melalui berbagai
banyak bentuk. Bisa lewat tulisan, presentasi ataupun bentuk yang
lainnya.
3. Rekonstruksi ide
di tahap rekonstruksi ide individu
cukup melakukan klarifikasi ide yang diperoleh dari berbagai perspektif. Jika
perlu, bisa dilakukan dengan berdiskusi atau dengan melakukan kajian literatur
untuk merangsang gagasan yang tepat.
4. Aplikasi ide
Dari ide dan data yang sudah
diperoleh, bisa diaplikasikan. Jadi ide yang abstrak, menjadi lebih terlihat
dan dapat dirasakan oleh orang lain.
5. Review
Jika ada bentuk yang ditampilkan,
maka masuk ke tahap review.Atau tahap evaluasi dan revisi. Tahap ini sebenarnya
tahap paling penting, karena kita bisa tahu apa yang salah dan yang sudah
benar. Tahap review ini pulalah yang dapat merangsang kita untuk melahirkan
gagasan, ide baru lagi yang dapat dikembangkan.
B.
Kelebihan dan
kekurangan pendekatan kontruktivisme
Pembelajaran
dengan model kontruktivisme memiliki kelebihan diantara lain:
(1)
pada tujuan pendidikan, menghasilkan individu
atau anak yang memiliki kemampuan berpikir
untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi
(2)
pada kurikulum, konstruktivisme tidak memerlukan
kurikulum yang distandarisasikan.
(3)
pada pembelajar, diharapkan selalu aktif dan dapat
menemukan cara belajar yang sesuai dengan dirinya,
(4)
pada penilaian,
tidak memerlukan adanya tes yang baku sesuai dengan
tingkat kelas.
Dan tidak bisa dipungkiri model pembelajaran
kontruktivisme ini juga memiliki kelemahan dalam penerapan teoro belajarnya,
diantaranya:
(1)
Guru
merasa kesulitan memberikan contoh-contoh konkrit dan realistik dalam proses
pembelajaran. Dan dalam ini membutuhkan kreatifitas yang tinggi dalam
menyampaikan materi.
(2)
Guru berpikir bahwa
pembelajaran konstruktivisme memerlukan lebih banyak waktu. Karna Proses
pembelajaran konstruktivisme ingin membuat siswa menjadi aktif, hal ini
terkadang juga terkendala dengan kemampuan kognitif siswa.
(3)
Kurangnya alat-alat laboratorium yang cukup memadai
untuk jumlah siswa yang besar.
C.
Pendekatan saintifik
Hakikat pendekatan saintifik dalam
pembelajaran bahasa Arab adalah Mendefinisikan sebagai pembelajaran yang dirancang untuk
meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam mengkonstruk konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi dan
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan
dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Yunus
Abidin-setelah mengemukakan berbagai definisi dari para ahli, menyimpulkan
bahwa pendekatan saintifik adalah model pembelajaran yang dilandasi pendekatan
ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa
memecahkan masalah melalui serangkaian aktifitas inkuiri yang menuntut
kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif dan berkomunikasi dalam upaya
meningkatkan pemahaman siswa. Penerapan model ini diharapkan akan mampu
menghasilkan para peneliti muda di masa yang akan datang.
Menurut Hosnan (2014) Pendekatan
saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang agar murid secara
aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui kegiatan mengamati,
merumuskan masalah, mengajukan/merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan
Adapun menurut Karar
dan Yenice (2012) Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar pembelajar secara aktif mengonstruk konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi
atau menemukan masalah), merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan
data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan
v Pembelajaran
dengan pendekatan saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Berpusat
pada siswa
2. Melibatkan
keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep , hukum atau prinsip
3. Melibatkan
proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek,
khusunya ketrampilan berpikir tingkat tinggi
4. Dapat
mengembangkan karakter siswa
Adapun Pendekatan ilmiah (scientific appoach)
dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud
yaitu meliputi mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, dan menyimpulkan.
v Pendekatan
saintifik pembelajaran disajikan sebagai berikut :
1)
Mengamati
Mengamati adalah kegiatan
mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu dengan alat inderanya secara teliti.
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull
learning). Metode ini memiliki keunggulan
tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik
senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat
bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses
pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam
pembelajaran dilakukan dengan membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau
dengan alat), mencium, dan meraba.
2)
Menanya
Guru yang efektif mampu
menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula
dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru
menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya
itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
Kegiatan menanya dalam pembelajaran
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami
dari apa yang diamati, atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik)
3)
Mencoba/mengumpulkan
informasi
Untuk memperoleh hasil belajar yang
nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan,
terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Kegiatan mengamati dalam
pembelajaran dilakukan dengan melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain
buku teks, mengamati objek/kejadian/ aktivitas dan wawancara dengan nara
sumber.
4)
Menalar
Istilah “menalar” dalam kerangka
proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013
untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif.
Titik tekannya tentu dalam banyak hal
dan situasi peserta didik harus lebih
aktif dari pada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan
sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh
simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan
penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah yang terkadang tidak terlalu
bermanfaat.
5)
Menganalisis Data dan Menyimpulkan
Kemampuan menganalisa data adalah
kemampuan mengkaji data yang telah dihasilkan. Kemampuan menyimpulkan merupakan
kemampuan membuat intisari atas seluruh proses kegiatan yang telah dilakukan.
6)
Mengkomunikasikan
Kemampuan ini adalah kemampuan
menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun
tulisan. Dalam hal ini, peserta didik harus mampu menulis dan berbicara secara
komunikatif dan efektif
D.
Kelebihan dan kekurangan pendekatan saintifik
Diantara
kelebihan pendekatan saintifik adalah:
1.
Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif
2.
Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh
kepercayaan bersama bekerjasama dengan yang lainnya.
3.
Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
4.
Dapat mengambangkan bakat kecakapan individu.
Secara
umum pendekatan saintifik mempunyai banyak kelebihan yang sangat bermanfaat
bagi perkembangan siswa dalam hal pengtahuan kognitif, sikap efektif, dan
keterampilan psikomotor, sebagai bekal siswa untuk diterapkan dalam kehidupan
nyata.
Adapun
kelemahan dari pendekatan scientific adalah sebagai berikut:
1.
Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau
pemecahan masalah lainnya.
2.
tidak semua siswa siap berpikir sehingga bagi siswa yang kurang
pandai akan mengalami banyak hambatan
3.
Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi
siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesilitan
Berdasarkan pernyataan di atas dapat
disimpulkan bahwa semua pendekatan paeti terdapat kelebihan dan kekurangannya.
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Konstruktivisme beranggapan bahwa
pengetahuan merupakan konstruksi (bentukan) dari kita yang mengetahui sesuatu. Konstruktivisme
berfokus pada: bagaimana orang menyusun arti, baik dari arti sudut pandang
mereka sendiri, maupun dari interaksi dengan orang lain. Dengan kata lain,
individu-individu membangun struktur kognitif mereka sendiri, persis seperti
mereka menginterpretasikan pengalaman-pengalamannya pada situasi tertentu
Dalam metodologis pendekatan konstruktivis ini bisa kita lihat dari
analisis framing. Salah satu tokoh yang berjasa besar panda pengembangan
analisis framing ini adalah William Gamson dia konsisten mewacanakan hingga
menelurkan seperangkat metodologi analisis framing. Selain Gamson, masih
banyak lagi tokoh yang berjasa pada analisis framing ini, misalnya Robert Entman,
Murray Edelman hingga Zon Pandan Konsicky.
v Cara Belajar Konstruktivisme
a. Orientasi
b. Elisitasi
c. Rekonstruksi
ide
d. Aplikasi
ide
Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang berpusat kepada
peserta didik, bukan kepada guru. Guru hanya sebagai fasilitator. Dan
pendekatan saintifik berisikan proses pembelajaran yang didesain agar pserta
didik belajar dengan aktif melalui beberapa tahapan-tahapan.
Langkah-langkah
pendekatan saintifik pada pembelajaranada 6M yaitu : Mengamati, Menanya,
Mencoba, Menalar, Mengkomunikasikan dan Menganalisis.
Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses
yang berkembang terus menerus.Dalam konstruktivisme pembelajaran harus dikemas
menjadi proses “mengkonstruksi” bukan
“menerima” pengetahuan.
Menurut Hosnan
(2014) Pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang
agar murid secara aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui
kegiatan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan/merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan, dan mengkomunikasikan
v Pendekatan
saintifik pembelajaran disajikan sebagai berikut :
a. Mengamati
b. Menanya
c. Mencoba/mengumpulkan
informasi
d. Menalar
e. Menganalisis
Data dan Menyimpulkan
f. Mengkomunikasikan
- SARAN
Kami sebagai penyusun makalah juga
akan memberikan saran kepada para pembaca, agar memperbanyak bacaan terkait
Pendekatan Kontruktivisme dan Saintifik. Hal ini bertujuan untuk mempermudah
segala macam yang berhubungan Pembelajaran
bahasa Arab dan membantu memperluas dalam Pendekatan terlebih dalam Pendekatan
Kontruktivisme dan Saintifik.
DAFTAR PUSAKA
Qomaruddin, Farid. “JURNALISTIK SEBAGAI METODE
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB.” MIYAH: Jurnal Studi Islam 18, no. 1 (2022):
115–34.
———. “Pendidikan Bahasa Arab Berbasis Multikultural.” MIYAH:
Jurnal Studi Islam 12, no. 2 (2019): 77–86.
Abdhul,
Yusuf, 2021, Teori Konstruktivisme: Pengertian, Tujuan dan Contoh, https://penerbitbukudeepublish.com/teori-konstruktivisme/
Basith, Abdul, 2017, Pendekatan
Saintifik dalam Pembelajaran Bahasa Arab, https://pba.ftik.iainpekalongan.ac.id/index.php/info/artikel/item/383-pendekatan-saintifik-dalam-pembelajaran-bahasa-arab
Butsi,
Febry Ichwan. (2019), Memahami pendekatan positivis, konstruktivis dan kritis
dalam metode penelitian komunikasi. https://ejurnal.stikpmedan.ac.id/index.php/JIKQ/article/download/27/25
Lathifah, Dewi,
2016, Teori
belajar dan penerapannya dalam pembelajaran bahasa Arab, http://digilib.uinsby.ac.id/5516/5/Bab%202.pdf